proposal pembuatan hutan rakyat



PROPOSAL
PEMBUATAN HUTAN RAKYAT
KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
TAHUN 2012

A.     LATAR BELAKANG
Gunung Muria merupakan salah satu gunung api yang berdasarkan klasifikasi Direktorat Vulkanologi tidak termasuk gunung api aktif dan diklasifikasikan sebagai Gunung Api Ma’ar[1]. Sehingga meskipun tidak sebagai gunung api aktif namun memiliki potensi letusan jika terjadi perubahan proses geologi pada wilayah tersebut.
Berdasarkan data BPDAS Pemali Jawa Tengah tahun 2007, keadaan penutupan lahan di kawasan tersebut mengalami degradasi dari tahun ke tahun. Total luas hutan kawasan Muria[2] adalah 69.812,08 ha, dan hutan di wilayah Jepara 21.516,406 Ha, tahun 2007, 17. 954 Ha atau 83% gundul, termasuk 3,962.66 ha Hutan Lindung[3].
Pada tahun 2009, analisa data dari citra satelit BP-DAS Pemali Jratun, di Kabupaten Jepara masih terdapat lahan kritis yang cukup luas baik yang berada di dalam kawasan maupun di luas kawasan hutan yaitu 12.953 ha dengan kriteria sangat kritis (8.00 ha), kritis (1.209 ha), dan cukup kritis (11.736 ha).
Problem kerusakan sumber daya lingkungan dan peningkatan intensitas serta kualitas bencana (banjir, longsor, kekeringan, krisis pangan dan kemiskinan) dalam dua dekade ini menjadi ancaman serius bagi masyarakat di Jepara. Selain korban jiwa dan kerusakan infrastruktur, bencana juga melemahkan sumberdaya ekonomi, budaya, sosial dan politik masyarakat[4].
Problem kekeringan salah satunya disebabkan debit sumber air di wilayah hulu sungai-sungai besar yang mengalir ke kawasan budidaya dan pesisir pantai utara mulai menurun. Maka setiap tahun kabupaten Jepara mengalami kekurangan air yang memicu konflik pengelolaan sumber daya antar masyarakat, pemerintah serta investor. Petani di daerah budidaya dan pesisir harus berjuang keras untuk mendapatkan air irigasi, tambak ataupun air konsumsi keluarga. Hilangnya sumber air di kawasan catchments area memperluas area kekeringan, bukan hanya di kawasan budidaya tetapi meluas sampai ke daerah daerah di kawasan penyangga, dimana sumber air itu berasal.
Tingginya resiko tanah longsor juga tampak dari gerakan tanah berupa kekar-kekar maupun bidang sesar tanah. Resiko tinggi tanah longsor dapat di jumpai di wilayah kecamatan Keling, Batealit dan Mayong di kabupaten Jepara.
Hujan dengan intensitas tinggi dan lereng yang tidak tertutup meningkatkan resiko terjadinya gerakan tanah antara tanah pelapukan dengan batuan dasar. Aktifitas ekplorasi dan penggalian batu (jenis boulder andesit) di wilayah resiko tinggi juga akan mempercepat terjadinya runtuhan tanah.
Secara resmi Pemkab Jepara menyatakan 34 desa di Kabupaten Jepara rawan mengalami bencana. Ke-34 desa tersebut tersebar di delapan kecamatan itu sebagian besar berada di wilayah selatan dan beberapa di wilayah utara.
Untuk daerah rawan longsor, ada beberapa desa disebutkan berpotensi mengalami bencana ini. Desa-desa tersebut adalah Tempur, Watuaji, Damarwulan (di Kecamatan Keling), Semanding, Dudak Awu (Kembang), Bungu, Pancur (Mayong), Bategede (Nalumsari), Sumosari, Batealit (Batealit) dan Tanjung (Mlonggo).
Sedangkan untuk klasifikasi daerah rawan banjir (bandang, genangan, rowo, luapan sungai, pantai)  disebutkan desa-desa antara lain Tiga Juru, Bungu, Paren (Mayong), Dorang, Belimbingrejo (Nalumsari), Ketileng Singolelo, Gedangan, Kalipucang Wetan, Kedungsari Mulyo, Guo Sobokerto (Welahan), Batukali (Kalinyamatan), Karang Randu, Gerdu, Kaliombo (Kalinyamatan), Surodadi, Sowan Kidul (Pecangaan) dan Tubanan (Kembang).
Berdasarkan kondisi diatas, maka segera diperlukan sebuah upaya percepatan rehabilitasi lahan secara kontinyu, simultan, terpadu dan sinergi dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan rehabilitasi harus melibatkan partisipasi masyarakat.
Kegiatan rehabilitasi lahan kritis harus didukung dengan ketersediaan bibit tanaman dalam jumlah yang mencukupi dengan kualitas baik. Namun demikian Karena luasya kawasan yang perlu direhabilitasi dan keterbatasan kemampuan partisipasi masyarakat Desa Bungu, maka perlu adanya dukungan anggaran dari pemerintah Kabupaten Jepara.
Oleh karena itu melalui proposal ini kami GAPOKTAN Subur Makmur Desa Bungu Kecamatan Mayong mengajukan permohonan anggaran untuk pendanaan “Pembuatan Hutan Rakyat, Kegiatan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Desa Bungu Kecamatan Mayong Tahun 2012” kepada pemerintah Kabupaten Jepara.


B.      NAMA KEGIATAN
Pembuatan Hutan Rakyat, Kegiatan Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Desa Bungu Kecamatan Mayong Tahun 2012

C.      TUJUAN KEGIATAN
Program Rehabilitasi lahan kritis Desa Bungu Kecamatan Mayong ini di harapkan mampu mengajak pemerintah, perhutani, pengusaha, masyarakat desa-desa kawasan lereng muria Khususnya Kecamatan Mayong dan stakeholders yang lain untuk lebih peduli terhadap kelestarian hutan di kawasan pegunungan Muria. dan Tujuan program ini adalah : 
§  Mengembalikan fungsi hutan di kawasan pegunungan muria sebagai penyangga dan serapan air.
§  Meningkatkan kesadaran semua pihak akan pentingnya fungsi hutan yang sebenarnya.
§  Meningkatkan peran dan tanggung jawab, masyarakat, pemangku dan pihak yang berkepentingan terhadap pengelolaan sumber daya hutan.
§  Meningkatkan mutu sumber daya hutan, produktivitas dan keamanan hutan.
§  Mendorong dan menyelaraskan pengelolaan sumberdaya hutan sesuai dengan dinamika sosial masyarakat sekitar hutan.

D.     TARGET KEGIATAN
·         Terwujudnya fungsi hutan yang sebenarnya, terutama hutan kawasan Desa Bungu Kecamatan Mayong.
·         Adanya perhatian multi pihak dalam pelestarian dan konservasi hutan di kawasan pegunungan muria
·         Terwujudnya kesadaran dari semua elemen masyarakat atas pentingnya fungsi hutan.
·         Konsolidasi masyarakat konservasi di lereng pegunungan Muria, khususnya di desa-desa kawasan lereng muria bagian selatan

E.      OUT PUT KEGIATAN
·         Adanya tindakan bersama untuk menghijaukan kawasan lereng pegunungan Muria bagian selatan
·         Adanya  partisipasi masyarakat dalam mengembalikan fungsi Hutan di kawasan pegunungan Muria khususnya di Desa Bungu Kecamatan Mayong.
·         Adanya sinergi antara pemerintah, perhutani, pengusaha, LSM, dan masyarakat dalam konservasi hutan di kawasan pegunungan muria.

F.       DESKRIPSI KEGIATAN
§  Pemetaan dan Survei Kawasan lahan kritis Desa Bungu Kecamatan Mayong
§  Rehabilitasi lahan secara vegetatif
§  Rehabilitasi lahan secara sipil teknis
§  Pemeliharaan / perawatan dan pengamanan hutan
§  Evaluasi program

G.     BIAYA
Biaya yang dibutuhkan adalah Rp. 195.200.000,-

H.     PELAKSANA KEGIATAN
Kegiatan ini secara teknis akan dilaksanakan oleh GAPOKTAN Subur Makmur Desa Bungu Kecamatan Mayong





I.        LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan ini adalah Desa Bungu Kecamatan Mayong di 5 blok yaitu:
1.      Blok Krincang dengan luas 24 ha
2.      Blok Belur dengan luas 15 ha
3.      Blok Nganjir dengan luas 17.5 ha
4.      Blok Mbeto dengan luas 29 ha
5.      Blok Segrobog dengan luas 14.5 ha

J.        PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat dengan harapan mendapatkan perhatian dan mendapatkan persetujuan.

Jepara, 10 Oktober 2012

GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN)
SUBUR MAKMUR
DESA BUNGU KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA





SUWIGNYO
Ketua
SAPUTRO
Sekretaris




RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK (RUKK)
PEMBUATAN HUTAN RAKYAT, KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN
TAHUN 2012
Kelompok Pelaksana GAPOKTAN Subur Makmur Desa Bungu Kecamatan Mayong

1.      Latar Belakang                 : Adanya lahan terbuka dam kritis
2.      Maksud dan Tujuan         : Pembuatan Hutan Rakyat dan Rehabilitasi Lahan Kritis
3.      Sasaran
a.      Dusun/Blok                 : Krajan
b.      Desa                           : Bungu
c.       Kecamatan                 : Mayong
d.      Kabupaten                  : Jepara
e.      Provinsi                      : Jawa Tengah
f.        Koordinat Geografis   :
g.      Target                                    : 100 ha
h.      Jenis Tanaman                       :
1)      ………………………    : Jumlah …………… Batang
2)      ………………………    : Jumlah …………… Batang
3)      ……………………..     : Jumlah …………… Batang

4.      Tenaga Kerja dan Kebutuhan Bahan
No
Tenaga Kerja/bahan
Volume
Kebutuhan Biaya (Rp)
Jumlah (Rp)
Uraian Kegiatan
Satuan
Bahan
Tenaga
Lain-lain
1
2
3
4
5
6
7
8
A
Tenaga Kerja







Pembuatan Lubang
100 ha
30.000

14 OH

42.000.000

Penanaman
100 ha
30.000

11 OH

33.000.000








B
Bahan







Pupuk Kandang
100 ha
500
2.200


22.000.000

Bibit kayu-kayuan
100 ha
1.900
1.950


74.100.000

Bibit MPTS
100 ha
4.820
250


24.100.000









JUMLAH





195.200.000

5.      Rencana Tata Waktu
No
Uraian Kegiatan
Tahun 2012



1
Pembuatan Lubang Tanam



2
Pengadaan Pupuk Kandang



3
Pengadaan bibit tanam



4
Penanaman bibit





6.      Rencana Pemanfaatan
No
Calon Lokasi (Blok/Desa/Kecamatan)
Jumlah Bibit (btg)
1
Krincang/Bungu/Mayong
10.560
2
Belur/Bungu/Mayong
6.600
3
Mbeto/Bungu/Mayong
12.760
4
Nganjir/Bungu/Mayong
7.700
5
Segrobog/Bungu/Mayong
6.380

Jumlah
44.000

7.      Struktur Organisasi
Ketua                    : Suwignyo
Sekretaris             : 1. Saputro
                               2. Ahmad Cholid
Bendahara           : M. Taufik
I.                    Tim Perencanaan
1.      Ketua                    : Supa’at
2.      Anggota                : a. Kusno
  b. Sukaeri
II.                  Tim Pelaksana
1.      Ketua                     : Wagiran
2.      Anggota                 : a. Waslan
  b. Zunaidi
III.                Tim Pengawas
1.      Ketua                     : Suparno
2.      Anggota                 : a. Syarif
  b.  

Jepara, 10 Oktober 2011
Mengetahui/Menyetujui
Ketua Kelompok Pelaksana
GAPOKTAN Subur



SUWIGNYO
Tim Perencana
Kelompok Pelaksana
GAPOKTAN Subur Makmur



SUPA’AT
Menyetujui
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Dinas Kabupaten Jepara




Ir. JOKO PURNOMO
NIP. 195706071981031015

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami atas nama Pengurus Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Subur Makmur Desa Bungu Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara yang mengajukan proposal Pembuatan Hutan Rakyat, Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tahun 2012:
Nama                                         : Suwignyo
Jabatan   dalam lembaga           : Ketua
Alamat Lembaga                       : Dukuh Krajan, Desa Bungu Kecamatan Mayong 
Telepon                                      : 081325663700
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kami sanggup :
  1. Menyelenggarakan program bantuan Pembuatan Hutan Rakyat, Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tahun 2012, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerjasama.
  2. Membuat dan menyampaikan laporan kegiatan paling lambat dua bulan setelah dana bantuan program kami terima.
  3. Berkordinasi dengan Dinas Hutbun Kabupaten Jepara terkait dengan penyelenggaraan program.
  4. Mempertanggungjawabkan penggunaan dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Demikian Surat pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun juga



Bungu, 10 Oktober 2011

 GAPOKTAN Subur Makmur
Ketua



SUWIGNYO


Lampiran 6
Peta Lokasi Penghijauan
 


[1] Menurut Schiedecfer (1959) dalam pelelitian Sutikno bronto dan Sri Mulyani pada Jurnal Geologi Indonesia 2007, Gunung Api Ma’ar adalah cekungan yang umumnya terisi air, berdiameter mencapai 2 km dan dikelilingi oleh endapan hasil letusannya. Gunung api Ma’ar yang cekungan kawahnya tidak berisi air disebut Ma’ar kering. Ma’ar juga bias diartikan sebagai kerucut gunung api monogenesis yang memotong batuan dasar di bawah permukaan air tanah dan membentuk kerucut berpematang landai yang tersusun oleh rempah gunung api berbutir halus dan kasar, mempunyai diameter kawah bervariasi antara 100 – 3000 m yang terisi air sehingga membentuk danau.
[2] Dikompilasi dari Data Badan Pusat Statistik Jawa Tengah (BPS), Suara Merdeka 28 Februari 2006 dan hasil workshop Strategy Planning Tingkat Kota YLSKAR tentang strategi pengelolaan kawasan tanggal 2 November 2007
[3] Laporan Riset Makro Dampak Stategi Pembangunan Terhadap Kerusakan Ekosistem Kawasan Muria. Community Organzer LSKAR Jepara, 2005/2006
[4] Banjir menggenangi hunian dan lahan pertanian dalam tiga hari saja merugikan petani minimal 3 milyar rupiah karena gagal panen, belum termasuk economic loss di sektor jasa dan transportasi, infrastruktur dan kesehatan masyarakat. Banjir terjadi tiap tahun lebih dari 2 minggu (Suara Merdeka, 20 Januari 2006)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

proposal mangrove's crep

filsafat agama : argumen - argumen wujud tuhan